Setelah Corona


© Original artwork by Jonat Deelstra

Semenjak Corona Virus Desease 2019 atau yang sering disebut dengan COVID-19 datang melanda dunia khususnya Indonesia, banyak sekali kemudian berita, unggahan-unggahan dalam berbagai media baik berupa video maupun tulisan yang berkaitan dengan Corona. Mayoritas masyarakat mulai berlomba-lomba mencari, mempelajari hingga berbagi informasi kepada sesama lagi-lagi seputar Corona. Tak ketinggalan anak-anak dan remaja yang gemar bermain game hingga Tiktok juga ramai memutar lagu remix yang digubah dengan lirik Corona. Jika benar ada dunia lain selain dunia manusia, jangan-jangan Corona pun menjadi trending topic  diantara mereka.

Dari sekian ancaman dan bahaya Corona yang menjadi kewaspadaan publik, baik fisik, psikis, sosio-politik, ekonomi, dsb ada hal utama lain yang juga menjadi perhatian adalah bagaimana mengatasi keadaan setelah Corona berlalu. Beberapa keterangan dari berbagai sumber yang disampaikan seperti munculnya reaktifasi virus atau reinfeksi pada pasien yang telah dinyatakan sembuh dari Corona, serta bagaimana kedepannya masyarakat dapat menyesuaikan diri kembali dengan keadaan. Mengingat bahwa tidak sebentar masyarakat (semasa pandemi) tengah dihadapkan dengan pola hidup baru diluar kebiasaan mereka selama ini, seperti kerja dari rumah masing-masing (work from home), belajar dari rumah, pembatasan sosial (social distancing), hingga menjaga higinitas dan proteksi diri dengan pola hidup bersih dan sehat.

Berada pada komunitas yang sebagian besarnya seringkali enggan beranjak dari ‘zona nyaman’, maka bisa dibayangkan jika ‘gaya hidup’ baru saat ini terus berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar, maka perlahan masyarakat akan mulai terbiasa, menerima dan merasa nyaman dengan rutinitas baru, seperti orang Jawa mengatakan ‘witing tresno jalaran soko kulino’, karena sudah terlanjur kulino dengan beraktifitas hanya dari rumah saja, bebas tanpa berseragam, tanpa atribut, tanpa berhadapan dengan atasan atau menghadapi komplen massa secara langsung (bagi yang bekerja pada layanan publik), sehingga masyarakat akan semakin melekatdengan ritme kehidupan yang baru tersebut.

Dengan demikian, harapan segera berakhirnya masa pandemi ini bukan hanya sekedar agar terbebas dari ancaman bahayanya, tetapi juga agar menjadi perhatian bersama apabila kondisi ini berlangsung lebih lama maka (sebagai bentuk antisipatif) kita akan menghadapi tantangan nantinya berupa penyesuaian diri kembali, moving on from the new to ‘neo-normal’ lifestyle, karena ada banyak kebiasaan baru yang baik untuk tetap dipertahankan sehingga justru harapannya bukan kembali normal ‘seutuhnya’ seperti sebelum Corona, tetapi menjadi manusia dan kehidupan ‘normal’ yang baru dari pelajaran Corona. (AHM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *