Penyerahaan Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diselenggarakan pada hari Rabu, 8 September 2021 di Pondok Pesantren Ummul Qurok yang terletak di dusun Jlegong, Desa Banyuurip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Acara penyerahan dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Ummul Qurok Boyolali K.R.T Anangsyah Effendi ZPME., S.H., M.H. dan Halintar Syah Reza Effendi ZFME. ME., S.Ag., S.H., M.H., M.Pd. sedangkan Mahasiswa didampingi oleh Krisbowo Laksono, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Lapangan PPL.
dalam pelaksanaan kegiatan PPL Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam bekerjasama dengan beberapa Instansi Pendidikan, salah satunya adalah Pondok Pesantren Ummul Qurok dan Mahasiswa yang ditempatkan disini difokuskan pada pendalaman praktik Pendidikan Aqidah Akhlak bagi santri Pondok.
Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di PP Ummul Qurok Boyolali pada tanggal 13-18 September 2021 adalah pelatihan mengenai Metode pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Ummul Qurok . Metode pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Ummul Qurok ini adalah I’dad Amaliyatut Tadris. I’dad Amaliyatut Tadris adalah salah satu bentuk ujian akhir bagi santri kelas 12 sebagai syarat kelulusan. Sistem ini diterapkan di Pondok Pesantren Ummul Qurok dengan tujuan untuk melatih santri agar dapat menjadi pendidik yang memperhatikan metode atau langkah-langkah yang tepat.
Sebelum praktek mengajar kita terlebih dahulu melaksanakan pembekalan selama tiga hari yang diisi oleh Ustadz Anangsyah Effendi ZPME, S.H., M.H selaku pemimpin Pondok Pesantren Ummul Qurok, Ustadz Fadkhur Rohman,S.Pd.I selaku wakil Kurikulum SMA Sauqi Nusantara dan MTs Ummul Qurok Unggulan, dan Ustadz Imam Sya’roni selaku ketua kurikulum SMA Sauqi Nusantara dan MTs Ummul Qurok Unggulan. Dalam pembekalan tersebut telah disampaikan mengenai metode mengajar (thariqah), materi yang akan disampaikan (Maadah), Bahasa yang digunakan (Lughah), dan kepribadian guru (Ahwalu al mudarris).
Setelah Mahasiswa PPL melaksanakan pembekelan mengenai metode pembelajara I’dad Amaliyatut Tadris, para Mahasiswa menyusun naskah I’dad dengan didampingi oleh Ustad-Ustadzah yang mengajar di Pondok Pesantren Ummul Qurok ini. I’dad ini dibuat dengan menggunakan tulisan tangan berbahasa Indonesia. Pada umumnya jika di Pondok I’dad ini dibuat dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kemudian setelah selesai, I’dad ini diserahkan kepada pembimbing untuk diperiksa dan dikoreksi kemudian diperbaiki dan diajukan lagi. Setelah itu, jika sudah benar maka I’dad di tandatangani oleh Ustadz pembimbing. Kemudian diujicobakan dihadapan teman-teman beserta ustad-ustadzah yang membimbing agar mempunyai kepercayaan diri ketika ujian praktek mengajar secara langsung. Setiap apa yang akan disampaikan kepada murid atau audien harus ditulis dengan lengkap seperti cara, metode, pertanyaan, dan jawaban.
Setelah persiapan I’dad
selesai, mahasiswa PPL melakukan praktek
mengajar secara langsung dengan
audien atau murid MTs Ummul Qurok Unggulan dan diawasi oleh pembimbing dan
ustad-ustadzah yang ada di Pondok Pesantren Ummul Qurok ini. setelah Mahasiswa
selesai melaksanakan praktek, pada saat itu juga Mahasiswa PPL langsung
dievaluasi mengenai proses pengajaran atau Darsu An-Naqdi. Proses evaluasi ini dilakukan oleh para penilai
dimana kritik
dan kesalahan pengajar akan dibuka dihadapan pimpinan, ustadz, dan teman-teman dengan empat kriteria yaitu :
1. Metode (thariqah)
Dalam kriteria penilaian, metode sangatlah penting. Karena harus runtut dan tidak boleh terbolak-balik. Selain itu setiap mata pelajaran mempunyai metode (thariqah) masing-masing. Jadi metode mengajar Bahasa Arab berbeda dengan metode mengajar matematika.
2. Materi (maadah)
Kriteria penilaiannya adalah mengenai kosa kata baru, keterangan pelajaran, tanya jawab antar santri dengan ustadz. Jadi pada penilaian materi, apa yang disampaikan oleh pengajar harus sesuai dengan apa yang ditulis dalam I’dad.
3. Bahasa yang digunakan (Lughah)
Kriteria penilaiannya adalah mengenai pengucapan yang diucapkan oleh guru. Walaupun bukan kesalahan fatal, hal ini tetap dijadikan untuk bahasan koreksi karena dalam pengucapan ini tergantung dengan dialek masing-masing pengajar.
4. Kepribadian guru (Ahwalu al mudarris).
Kriteria penilaiannya adalah mengenai penampilan guru, suara guru, gerak-gerik, raut wajah dan yang lainnya. Semua itu harus diperhatikan dengan secara detail, karena sangat mempengaruhi dalam penilaian. [MK]