Oleh: Ibnu Nurrohim
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa terlepas akan peran suatu ilmu. Bahkan, praktik pola hidup manusia dari waktu ke waktu berjalan seirama dengan perkembangan ilmu itu sendiri. Manusia dan ilmu pengetahuan akhirnya menjadi dua entitas yang tak bisa saling dipisahkan. Selain itu, kemajuan dan perkembangan ilmu juga akan mengakibatkan manusia haus dengan ilmu, karena perkembangan akan selalu memberikan gairah baru bagi umat manusia. Semakin manusia mengerti, maka semakin pula ia mendalami.
Seiring berjalannya waktu, hegemoni ilmu dan pengetahuan telah sukses menghasilkan kemajuan signifikan di bidang teknologi. Adanya teknologi membuat manusia di era modern saat ini tentu akan sangat terbantu aktivitasnya. Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa yang saling ‘kait-mengait’ ini, ibarat mata rantai yang tak terputus satu sama lain. Satu hal dengan hal lainnya dalam proses pemajuannya saling berhubungan. Kemajuan ilmu dan semakin canggihnya teknologi akan senantiasa bersinggungan.
Fakta di era pandemi sekarang ini, tak bisa dipungkiri bahwa teknologi benar-benar mengalami puncak eksistensinya, di mana baik dalam lingkup dunia pendidikan, ekonomi, maupun tata kelola pemerintahan, semuanya menggunakan teknologi sebagai medium paling efektif untuk menjalankan aktivitasnya dalam pekerjaan. Termasuk dalam mekanisme dunia pendidikan.
Tetapi di samping positifnya teknologi dengan segala kemudahan yang ditawarkan, juga memiliki dampak negatif bagi manusia. Meski aktivitas manusia terbantu, tetapi sadarkah kita bahwa teknologi juga memiliki efek candu bagi para pengguna. Candu di sini dalam artian bahwa manusia ketika ia sekali saja telah menggunakan teknologi tersebut, maka ia akan selalu mengkonsumsinya setiap hari, seperti halnya obat ketika ia dikonsumsi terus maka ia mempunyai resiko terhadap organ manusia, terutama dalam wilayah syaraf psikologis manusia (dopamin). Tak beda halnya dengan teknologi, sifat teknologi terkhusus handphone dan sejenisnya ia memiliki radiasi yang akan menggerogoti otak manusia.
Tak hanya itu saja, pastilah di setiap kehidupan manusia terutama di era modernisasi semua orang akan menggunakan media sosial dengan adanya itu kerap banyak orang mengalami depresi dikarenakan pengaruh media sosial. Seperti ketika banyak kabar hoaks tersebar di media sosial.
Teknologi Informasi dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan
Pengaruh dan peranan teknologi terhadap individu maupun kelompok telah menimbulkan berbagai perubahan dalam aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun perubahan yang berhubungan dengan media terhadap masyarakat, tetapi dengan adanya teknologi dapat mempermudah penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan secara universal.
Pada tahun 1937 seorang insinyur dari Amerika bernama Howard Aiken, merancang IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyang dari komputer mainframe pada masa kini. Komputer tersebut dahulu hanya menggunakan tabung vakum dan elektromekanik dan bukan tombol-tombol elektronis. Komputer pertama yang sukses secara komersial adalah UNIVAC. Komputer yang dirancang oleh Eckert dan Mauchly yang diperkenalkan pada tahun 1951. Kemudian teknologi komputer, termasuk perangkat komunikasi semakin lama semakin berkembang sampai saat ini.
Komputer juga telah mengubah peradaban barat modern secara drastis sejak tahun 80-an. Pada awalnya komputer hanya sebagai “otak elektronis’’ yang mampu melakukan bermacam-macam kegiatan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda. Komputer juga telah memasuki wilayah komunikasi interaktif dalam bentuk internet, penggunaan internet ini berawal dari adanya kebutuhan militer pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 di mana Departemen Pertahanan Amerika Serikat membutuhkan sebuah jaringan untuk menghubungkan semua komputer untuk mengantisipasi adanya serangan nuklir.
Namun, di saat perkembangan selanjutnya banyak dari universitas bergabung, sehingga dilakukan pengklasifikasian dua bagian yaitu untuk sistem para militer dan non militer, kemudian keduanya digabungkan dan awalnya disebut DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) internet dan kemudian setelah berkembang akhirnya dikenal sebagai internet saja. Kemudian internet pun dikembangkan hingga saat ini dengan berbagai perlengkapan dan fasilitasnya yang terdapat di dalamnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut ilmu pengetahuan pun mulai menemukan penemuan penemuan baru, terutama dalam dunia sains, berkat bantuan teknologi yang sebenarnya hasil ciptaan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini menarik, di satu sisi ilmu pengetahuan menciptakan teknologi sedangkan di sisi lain teknologi itulah yang membuat ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Jika melihat perkembangan ilmu yang semakin pesat dengan melihat temuan para ilmuwan sains di dalam berbagai bidang salah satu contoh dalam bidang partikel elementer. Di mana pada abad ke-5 sebelum masehi, Democritus, filosof Yunani telah menemukan bahwa semua jenis materi dapat dipecah menjadi partikel yang kecil yang disebut sebagai “atom”. “Atom” adalah sebuah kata dari Yunani yang memiliki arti ‘tidak dapat terbagi’ .
Perkembangan ilmu pun semakin maju dan beberapa percobaan dilakukan kemudian teori teori baru mulai bermunculan untuk menguatkan bahwasanya atom adalah partikel paling kecil, tetapi pada faktanya ditemukan bahwa atom bukanlah partikel paling kecil. Dalam atom masih terdapat sejumlah partikel dasar atau yang lebih kecil yaitu elektron, proton, dan neutron. Bila ingin melihat lebih jauh lagi, maka sekarang ditemukan pula yaitu quark sebagai bagian dari proton dan neutron sehingga saat ini yang disebut sebagai partikel elementer adalah quark dan elektron.
Dengan ditemukannya partikel lebih kecil dari atom tersebut adalah salah satu contoh bagaimana teknologi membantu untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sebenarnya, teknologi yang membantu berkembangnya ilmu ataukah ilmu pengetahuan yang membantu agar teknologi maju dengan pesat? Atau ada sintesa lain? Mari kita pikirkan bersama-sama. []