DISKUSI ONLINE – Ngaji Kartono dan Kartini Di Tengah Pandemi bersama M. Agus Wahyudi, S.Ag., M.Psi. dan Isfaroh, S.Ag., M.Ag.

Rabu (22/4) Untuk memperingati Hari Kartini, HMPS Aqidah dan Filsafat Islam mengadakan diskusi Online dengan tema “Ngaji Kartono dan Kartini di tengah Pandemi”. Yang disampaikan oleh Sdr. M. Agus Wahyudi S.Ag., M.Psi. dan Sdri Isfaroh, S.Ag., M.Ag. dan dimoderatori oleh Munawar Holil (Mahasiswa AFI) Dalam diskusi ini, pemateri pertama yaitu M. Agus Wahyudi, S.Ag., M.Psi. Menyampaikan mengenai tokoh R.M.P. Sosrokartono mulai dari biografi tokoh hingga tujuan dan falsafah hidup tokoh. Salah satu falsafah R.M.P. Sosrokartono yaitu Ilmu dan Laku. Menurut beliau, ilmu dan laku itu harus berjalan beriringan. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, karena jika berjalan sendiri-sendiri maka hasilnya tidak akan maksimal. Ilmu yang dicari bukan ilmu keduniawian (kekayaan, harta, pangkat, jabatan) saja. Akan tetapi ilmu kebatinan, spiritual.

Jadi, berdasarkan yang disampaikan pemateri dapat disimpulkan bahwa inti dari ajaran Sosrokartono adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan salah satunya dengan rasa kepedulian.

Sebagaimana Sosrokartono “eling tanpho nyanding” meskipun jarak memisahkan kita, namun kita harus tetap ingat pada sesama (termasuk keluarga, teman dan orang-orang sekitar). Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bagaimana untuk kondisi pandemi saat ini, mari kita peduli terhadap sesama salah satunya dengan cara menjaga jarak sebagai bentuk usaha memutus laju penyebaran virus.

Kemudian materi yang kedua disampaikan oleh Isfaroh, S.Ag., M.Ag. Membahas mengenai sosok Kartini mulai dari biografi hingga mengapa Kartini yang menjadi tonggak emansipasi wanita. Untuk menjawab itu, kita harus menilik sejarah. Kenapa Kartini? Pertama, karena Kartini mempunyai modal sosial, sehingga dia dikenal di mancanegara, khususnya di Belanda. Kedua, karena berkaitan dg pilotis, Soekarno yg mengharumkan namanya dg dinobatkannya tgl 21 April sebagai peringatannya, karena Kartini yg kelasnya internasional mempengaruhi revolusioner.

Kedua tokoh yang telah disampaikan pemateri tersebut, memiliki keterkaitan erat.Keterkaitan antara keduanya yaitu Sosrokartono menyuplai buku” bacaaan, majalah, surat kabar dari Belanda untuk Kartini, karena Sosrokartono mengenyam pendidikan di Belanda, sedangkan Kartini waktu itu dipingit. Jadi dibalik gagasan-gagasan Kartini ada Sosrokarto yg menyalurkan literatur-literatur untuk bahan menulis surat ke teman-temannya dari Belanda dan tulisan yg dikirimkan ke media. Selain itu, keduanya sangat antusias dengan kondisi sosial, karena masa hidupnya di masa budaya patriarkal, foedalisme dan kolonialisme,  sehingga gagasan-gagasannya berkaitan dg kemanusiaan, cara memanusiakan manusia.

Pemikiran Kartini berdasarkan budaya patriarkal, kekuasaan tertinggi di dalam keluarga adalah laki”. Kalau dalam bahasanya Simon de Beauvoir  perempuan dinomerduakan, nasib perempuan ditentukan oleh laki”, sehingga perempuan tidak mempunyai ruang utuk mengeksistensikan dirinya.

Untuk itu, dengan adanya diskusi online-ngaji Kartono dan Kartini ini diharapkan kita dapat memahami dan mempertahankan/memperjuangkan apa yang telah kedua tokoh berikan pada kaum wanita maupun laki-laki. [Ais/red]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *