Topik yang membahas tentang cinta merupakan suatu pembahasan yang menarik, ada beberapa pendapat baik itu dari para ahli peneliti bahasa, para pakar psikologi, dan lainnya yang berpendapat serta mendefinisikan mengenai istilah yang sangat abstrak ini.
Cinta adalah sebuah perasaan yang memiliki aura positif serta dimiliki oleh setiap makhluk hidup terhadap suatu objek baik itu objek benda mati atau objek makhluk hidup. Sebagai manusia yang telah diberkahi oleh Tuhan yaitu pikiran dan emosi yang dapat membedakan antara makhluk hidup lain dan dapat mendefinisikan makna cinta tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki perspektif masing – masing dalam mendefinisikannya. Tetapi pada kali ini penulis akan membahas tentang filosofi cinta dalam pandangan seorang filsuf Yunani klasik yaitu, Plato.
Plato adalah salah satu filsuf pra sokratik yang berada pada zaman Yunani klasik. Ia merupakan seorang murid dari Sokrates. Plato lahir pada tahun 427 – 347 SM di Athena dan meninggal pada usia 80 tahun. Plato salah seorang filsuf yang mengugkapkan tentang konsep ide yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan aforisme manusia goa. Pemikiran plato tidak hanya sebatas memikirkan tentang aforisme manusia goa, bahkan ia pernah memikirkan tentang makna atau filosofi dari cinta.
Pada suatu masa plato pernah bertanya pada gurunya, Sokrates. Ia memiliki pertanyaan mengenai cinta, saat Socrates mendengarkan pertanyaan dari muridnya, ia langsung memberikan perintah kepadanya untuk mencari gandum yang paling baik dan paling bagus, tetapi Plato hanya boleh membawa satu tangkai dan tidak boleh kembali sebelum mendapatkannya. Plato pun paham dan mengerti dengan apa yang diperintahkan gurunya itu. Tetapi ketika Plato kembali ia tidak membawa setangkai gandum pun.
Socrates pun bingung dan bertanya kepada Plato, mengapa ia tidak membawa setangkai gandum pun. Plato pun menjawab bahwa ia sudah menemukan gandum yang bagus dan baik tetapi ia bagus karena menurutnya di masa depan sana masih ada gandum yang lebih cantik dan lebih bagus. Tapi selama perjalanan ia tidak menemukan yang lebih cantik dan lebih bagus dari sebelumnya. Pada akhirnya Plato tidak membawa setangkai pun. Itulah Cinta, kata Socrates.
Makna cinta yang diungkapkan oleh Socrates kepada Plato adalah selama dia puas menemukan, maka akan terus menerus menemukan, jika kamu melihat dan membandingkannya dengan yang lain, maka kamu akan melewati sesuatu yang memang dan hanya membawakan kehampaan. Beginilah konsep cinta yang telah diungkapkan Socrates kepada muridnya yaitu plato.
Filosofi Cinta Platonik (Platonic Love)
Dalam symposium yang diselenggarakan di Athena dan diadakan di rumah seorang penyair Agathon, beberapa orang yang paling penting di Athena hadir dalam symposium, diantaranya adalah Socrates, Pausanias, Aristophanes, dan Alcibiades. Selama berada di symposium mereka berdebat filosofis tentang makna sifat sejati dari cinta, dengan menggunakan argumennya masing – masing .